Reportikaindonesia.com // Nganjuk, Jawa Timur – Kapolres Nganjuk AKBP Boy Jeckson, S.H., S.I.K., M.H. mengapresiasi kinerja jajarannya yang sukses mengamankan kegiatan pengesahan ribuan warga perguruan silat PSHT hingga berakhir tanpa terjadi insiden sama sekali. AKBP Boy Jeckson menyebut hal ini tak lepas dari strategi pengamanan terintegrasi yang efisien.
“Tentu kita lega karena prosesi pengesahan warga perguruan silat PSHT Parluh 17 dari kemarin sore hingga menjelang subuh tadi bisa berakhir tanpa ada kejadian yang tidak diinginkan. Semua berlangsung aman dan kondusif, baik di lokasi acara maupun ketika peserta menempuh perjalanan pulang ke rumah masing-masing,” kata AKBP Boy Jeckson.
“Target kami agar kegiatan ini bisa selesai tanpa terjadi iring-iringan kendaraan yang berpotensi meresahkan ataupun gesekan di lapangan dapat terwujud. Ini semua tak lepas dari komitmen seluruh anggota pengamanan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing,” ucapnya.
AKBP Boy Jeckson menyebut pengamanan pengesahan warga PSHT Parluh 17 melibatkan 540 personel. Jumlah tersebut adalah gabungan dari jajaran Polres Nganjuk beserta 12 instansi lain, seperti Kodim 0810 Nganjuk, Brimob, RS Bhayangkara, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Badan Penanggulan Bencana Daerah, hingga Tagana.
“Strategi pengamanan terintegrasi dengan melibatkan banyak pihak ini merupakan terobosan yang terbukti efisien dan efektif dalam mengelola situasi. Melihat hasilnya yang sangat baik, strategi ini akan jadi referensi ke depan dalam melakukan kegiatan pengamanan lainnya di wilayah Kabupaten Nganjuk,” katanya.
Adapun kegiatan pengesahan warga PSHT Parluh 17 di Kabupaten Nganjuk berlangsung di 11 lokasi terpisah. Tercatat sebanyak 4.387 warga baru PSHT Parluh 17 disahkan dalam kegiatan yang berlangsung sejak Jumat (12/8/2022) sore tersebut.
AKBP Boy Jeckson menyebut strategi pengamanan bahkan sudah dilakukan sepekan sebelum prosesi pengesahan berlangsung. Polres Nganjuk sengaja menggelar operasi Jayastamba 2022 untuk menyasar knalpot brong.
“Kami mencermati bahwa penggunaan motor dengan knalpot brong berpotensi menimbulkan keresahan dan keributan. Tentu cukup rawan bila ada kelompok yang kemudian konvoi memakai motor dengan knalpot brong dan melakukan provokasi kepada kelompok lain. Ini yang berusaha kami cegah,” ucap AKBP Boy Jeckson.
“Itulah sebabnya Polres Nganjuk dan polsek jajaran menggelar operasi kegiatan rutin yang ditingkatkan dengan sandi KRYD Jayastamba 2022 sepekan sebelum prosesi pengesahan ini berlangsung. Kami secara khusus menyasar kendaraan roda dua yang tidak sesuai spektek, seperti knalpot brong,” katanya.
Sementara untuk menjaga suasana kondusif di hari H, Polres Nganjuk mendirikan sejumlah pos penyekatan di wilayah perbatasan dengan kabupaten tetangga dan beberapa pos tangkal lain di wilayah Kab. Nganjuk sendiri.
“Selain petugas yang melakukan pengamanan di lokasi pengesahan dan pos, kami juga menerjunkan tim patroli yang bergerak menyisir titik-titik yang dianggap berpotensi terjadi kerawanan,” ucap AKBP Boy Jeckson mengenai strategi pengamanan yang dilakukan jajarannya.
“Kontribusi masyarakat yang melaporkan terjadinya konsentrasi massa dari perguruan silat berbeda melalui nomor WhatsApp Wayahe Lapor Kapolres juga turut membantu kinerja kami. Laporan itu langsung kami tindak lanjuti dengan membubarkan konsentrasi massa sehingga tak ada ekses negatif sampai acara pengesahan berakhir,” katanya.
Kinerja jajaran Polres Nganjuk ini tak pelak mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Bambang Maulidin (47 tahun) warga Kelurahan Warujayeng menyebut kegiatan pengesahan warga perguruan pencak silat yang biasanya meresahkan nyatanya bisa kondusif.
“Kegiatan pengesahan warga perguruan silat biasanya membuat masyarakat resah karena khawatir terjadi bentrokan mengingat di Kabupaten Nganjuk banyak perguruan silat berbeda. Namun, ternyata hal itu sama sekali tidak terbukti kali ini. Masyarakat, khususnya yang beraktivitas di malam hari, tenang melihat kehadiran polisi yang menjaga mereka,” katanya.
(*/Red)