
Reportikaindonesia.com // Toraja, Sulsel — Hak dan Keadilan Negeri Lepongan Bulan Tana Matari Allo patut disuarakan lantang dan wakil-wakil rakyat Toraja harus berjuang secara simultan di pusat kekuasaan negara, wakil-wakil rakyat Toraja patut dan harus lebih proaktif mendobrak tembok kekuasaan negara. “Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (Umat–NYA) sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Berangkat dari keprihatinan dan kepedulian terhadap kondisi Toraja yang rakyatnya masih sangat jauh dari sejahtera dan makmur, demikian juga dengan masih tertinggalnya pembangunan daerah di toraja,Tokoh Masyarakat yang juga Tokoh Agama yang saat ini sebagai Mantan Ketua Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja dan berpengalaman menjabat dua periode sebagai Ketua, memantapkan diri maju sebagai Bakal Calon Anggota DPD RI pada Pemilu 2024.
“Nasib Toraja maupun kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tak dapat hanya digantungkan pada kebijakan pemerintah pusat, tetapi akan ditentukan oleh rakyat Toraja sendiri. Tersebab itu, saya sebagai anak dari Toraja pada negeri ini bersedia untuk menyuarakan dan memperjuangkan dengan sungguh-sungguh aspirasi rakyat toraja yang masih belum diperhatikan dan diberikan secara nyata oleh pemerintah pusat. Perjuangan tersebut akan efektif apabila kita melakukannya secara bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi”, demikian papar Musa.
Toraja yang terbentuk pada tahun 1957, diawal sejarah pembentukan, didasari oleh keinginan untuk menentukan nasib sendiri, membangun Negeri lepongan bulan sesuai dengan budaya dan kearifan. Agar derap langkah pembangunan di Toraja lebih cepat dan sejajar dengan daerah di Indonesia lainnya, yang telah lebih dahulu maju dan berkembang. Kini telah 65 tahun usia Toraja, faktanya harapan dan cita-cita pendiri toraja masih belum sepenuhnya terujud.

“Apatah lagi, jauh sebelum Indonesia Merdeka, pun disaat perjuangan mempertahankan kemerdekaan bahkan untuk mengisi pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai saat ini Toraja telah memberikan kontribusi yang sangat besar, baik dari kekayaan sumberdaya alam yang selama ini menjadi andalan yaitu Kopi Arabika, begitu juga sumbangan dari kekayaan sumberdaya perkebunan. Toraja, Tersebab itu, adalah patut Toraja mendapatkan keadilan dan keberpihakan yang proporsional demi mempercepat pembangunan dan mengejar ketertinggalan”, jelas Musa Salusu.
Musa menyebut, Toraja saat ini masih memiliki persoalan-persoalan yang kompleks dan mendasar antara lain kemiskinan ekstrim, stunting (kurang gizi), konflik lahan serta masih minimnya pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial (jalan, jembatan, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sanitasi, maupun ketersediaan air bersih), ini semua patut dan harus kita perjuangkan di tingkat nasional.
Saya dengan kerendahan hati, mengajak dan sekaligus memohon restu serta dukungan kita semua untuk bersama memperjuangkan hak dan keadilan rakyat Sulawesi Selatan, agar tujuan pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dapat terwujud, SUL- SELmenjadi negeri terbilang, gemilang dan cemerlang, pungkas Musa Salusu.
(Salmon)