
Reportikaindonesia.com // Maros, Sulawesi Selatan – Wilayah Kabupaten Maros pada mulanya adalah suatu wilayah kerajaan yang dikenal sebagai Kerajaan Marusu yang kemudian bernama Kabupaten Maros sampai saat ini. Selain nama Maros, masih terdapat nama lain daerah ini, yakni Marusu atau Buttasalewangan. Ketiga nama tersebut oleh sebagian masyarakat Kabupaten Maros sangat melekat dan menjadikan sebagai lambang kebanggaan tersendiri dalam mengisi pembangunan daerah.
Maros memperoleh status menjadi Kabupaten pada tanggal 4 Juli 1959 dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 3 tahun 2012 tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Maros.
Momen hari lahir ke 63 kabupaten Maros 4 Juli 2023 tahun ini terasa lebih istimewa karena berbagai rangkaian acara disiapkan untuk memeriahkan ulang tahun tersebut.
Salah satu agenda yang istimewa adalah Tudang Sipulung Nasional (TUNAS) yang akan diselenggarakan pada Hari Senin, 10 Juli 2023, Penyelenggaraan Kegiatan Tudang Sipulung Nasional Masyarakat Maros (Tunas Maros) tahun 2023 dimaksudkan untuk membangun spirit kohesifitas dan sinergisitas dari seluruh elemen masyarakat Maros dalam rangka menopang serta mengokohkan pembangunan Maros yang inklusif, religi, berbudaya dan berkelanjutan
Dengan tujuan adalah, Memperkuat silaturahim serta merekatkan keterhubungan sosial budaya masyarakat Maros, baik yang tinggal di Maros maupun diperantauan (diaspora),
Menumbuhkan kecintaan serta rasa bangga sebagai masyarakat Maros yang memiliki daerah yang kaya dan beragam sumberdaya alam serta keluhuran budaya dan adat istiadatnya. Membangun awareness dan kepedulian untuk merawat serta menjaga kelestarian sumberdaya alam dan nilai-nilai luhur kebudayaan masyarakat Maros
Membangun komitmen untuk berpartisipasi aktif memberikan kontribusi positif melalui penguatan jejaring, kemitraan dan kerjasama untuk mewujudkan cita-cita Maros Butta Salewangang.
Penyelenggaraan Tudang Sipulung Nasional Masyarakat Maros (Tunas Maros) tahun 2023 diharapkan akan berfungsi jembatan kebudayaan (culture bridge) bagi seluruh elemen masyarakat Maros yang tinggal di Maros dan diperantauan (diaspora) untuk terus terhubung (linkage), mengalirkan fikiran (idea) dan mengkapitalisasi potensi masyarakat Maros untuk mewujudkan cita-cita luhur dari para leluhur dan pendiri daerah yakni Maros menjadi Butta Salewanggang,
Gagasan Tudang Sipulung Nasional ini sesungguhnya merupakan emberio dari hasil Tudang Sipulung masyarakat Perantuan Maros di Bogor 4 April 2023 oleh Lembaga Kekaraengan Turikale Bersama massyarakat perantauan (Diaspora) Maros di Jabodetabek.
Tudang Sipulung Nasional menghadirkan pembicara level nasional seperti : Prof. Dr. H. Sattar Taba, SE, M.IP (Guru Besar / Mantan Ketua BPP KKSS) , Dr. A. Rasyid Saleh, M. Si (Mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri RI) dan Brigadir Jenderal Pol. (Purn) Dr. H. A. Latief Mapparessa Karaeng Turikale VIII (Pemangku Adat Kekaraengang Turikale) .
Adapun peserta yang hadir diperkirakan mencapai 300 orang yang meliputi unsur-unsur; (1) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Maros, (2) Instansi Pemerintah Kabupaten Maros, (3) Pemangku Adat Kekaraengang Maros, (4) Organisasi Kepemudaan, (5) Organisasi Perempuan, 4 (6) Organisasi Kemasyarakatan, (7) Organisasi Keagamaan, (8) Organisasi Seni dan Budaya, (9) Lembaga Swadaya Masyarakat, (10)Organisasi / Asosiasi Pengusaha dan (11) Masyarakat Maros yang berada diperantauan (Diaspora).

Usia yang ke 64 tahun bukanlah tergolong usia muda, jika diibaratkan perjalanan umur manusia maka Maros sudah melampaui usia kematangan atau dewasa. Persoalannya kemudian bahwa usia seseorang atau suatu daerah belum tentu berkorelasi significant dengan kematangan atau kemajuan pembangunan suatu daerah.
Dalam usia yang ke 64 tahun ini sebagai Putera Daerah (Wija To Maru) masih melihat, merasakan beberapa Pengelolaan Potensi/Keunggulan yang dimiliki dan terletak di Maros Belum dimanfaatkan secara Optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Maros.
Potensi – potensi tersebut antara lain :
- Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Maros seperti garis pantai yang Panjang dengan aneka sumber hayati mangrove, empang dan lainnya, potensi Pariwisata Alam dan Bahan Tambang Karst belum dikelolah secara Optimal . Rakyat jangan hanya jadi penonton di rumahnya sendiri, diperlukan kepemimpinan dengan manajemen visioner membangun potensi SDA Maros.
- Letak Geografis
Potensi georafis yang dimiliki kabupaten Maros sebagai daerah Hinterland/pinggiran ibukota Sulawesi Selatan Makassar sekaligus daerah perlintasan dari wilayah jalan trans Sulawesi, Bone Soppeng, Wajo serta lintasan kereta api. Letak georafis ini menjadi berkah jika mampu dikelolah dalam berbagai dimensi untuk memberikan dampak positif bagi kemajuan Maros di masa depan. - Peninggalan Kebudayaan Masa Lalu Berbagai peninggalan situs budaya kuno yang ada di Maros menjadi bukti bahwa daerah Maros pernah menjadi pusat peradaban dan kebudayaan masa lalu. Berdasarkan penelitian arkeolog menyebutkan bahwa gua bersejarah di Maros telah dihuni oleh manusia prasejarah sejak jaman 3.000 tahun sebelum Masehi. Keturunan inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya orang-orang Maros (Wija To Maru). Oleh karena itu diperlukan berbagai kebijakan dan program untuk mengelolah peninggalan budaya tersebut sebagai Wisata Pendidikan ataupun Wisata Kebudayaan sehingga mendatangkan manfaat bagi pembangunan di Maros.
- Pusat Perkembangan Tarekat Besar Maros menjadi pusat perkembangan tarekat Mukhtabarah khususnya Khalwatiyah Samman (Turikale,Leppakomai,Pattene, Batanggase, Pakkasalo) dan Khalwatiyah Yusuf (Labuhan). Potensi ini bisa dikelolah menjadi wisata Regili dalam membangun nilai-nilai agama maupun perekonomian masyarakat.
- Momentum Pemilu 2024
Sejarah Pemilu dengan sistem proforsional terbuka sejak runtuhnya Orde Baru, belum pernah tercatat dalam sejarah belum ada putera Maros (Wija To Maru) yang mampu bersaing dan tercatat sebagai anggota DPR Pusat. Momentum Pemilu 2024 hendaknya mampu menyadarkan dan membangkitkan ikatan emosional Wija to Maru untuk Bersatu assamaturu mendorong 1-2 orang putera Maros lolos ke DPR RI.
Selamat Hari Jadi Maros yang ke 63 tahun, semoga pemerintahannya Bersama masyarakat dapat berkolaborasi untuk bisa bersaing atau setara dengan daerah daerah lain yang lebih maju. Terkhusus Penulis sangat berharap momentum Pemilu 2024, ada Wija To Maru yang bisa memperjuangkan kepentingan Maros secara luas di DPR RI Senayan Jakarta, Amin.
Penulis: Hasbullah Fudail (Wija To Maru)
Editing: Red