
Reportikaindonesia.com // Maros, Sulawesi Selatan – Entah bagaimana menggambarkan perasaan duka para keluarga yang menjadi korban pembantaian akibat kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang telah banyak menelan korban baik dari warga sipil maupun aparat negara (ASN/TNI/Polri).
Untuk kesekian kalinya warga sipil perantauan yang ada di Papua kembali menjadi korban pembantaian oleh KKB Papua. Sebanyak 3 orang meninggal, salah seorang diantaranya adalah diaspora Maros di Papua. “Salah seorang korban adalah warga Maros bernama Samsul Ahmad. Putra dari Ahmad, atau cucu dari Wa’Said di Tama’la’lang, bertempat tinggal di sekitar Jembatan Saluran Irigasi,” di pinggiran kota Maros Sulawesi Selatan.
Terkait peristiwa tersebut, Sekjen Pa’mai (Perkumpulan Anak Maros Indonesia), Andi Nurjaya Nurdin mengaku prihatin dan pihaknya telah menyampaikan pertanyaan sikap. “Kami, bersama Ketua Umum H. Sulkarnain Wahid mengutuk kejadian tersebut,” kata Andi Nurjaya.
“Atas nama pengurus DPP Pa’mai Maros di Jakarta, Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Anak Maros Indonesia menyampaikan duka mendalam atas tewasnya tiga warga sipil di Kampung Yasoama, Nduga Papua.”
Menurut Kabid Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo sebelumnya terdapat tiga warga sipil berangkat dari Batas Batu menuju Kota Kenyam sejak sore hari. Namun hingga malam hari ternyata belum tiba di tujuan.
Dilansir Tribunnews.com, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri membenarkan hal tersebut dan mengatakan, kekerasan oleh KKB terjadi Rabu (16/8/2023) malam.
“Rabu 16 Agustus 2023, sekitar pukul 21.45 WIT, telah terjadi gangguan tembakan di Kompleks Yosoma,” kata Fakhiri, Kamis (17/8/2023). Diungkapkannya, kejadian tersebut mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dunia.
Adapun identitas ketiga korban yakni Samsul Ahmad (25 th), Sthepen Didiwai (ASN) dan Michael Rumaropen (ASN).
“Atas peristiwa tersebut, kami Perkumpulan Anak Maros Indonesia (PA’MAI) menyampaikan pernyataan sikap,” tambahnya.

“Pertama, mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh KKB kepada warga sipil utamanya bagi warga masyarakat asal Kabupaten Maros,” ucapnya.
“Kedua, menghimbau agar TNI/Polri melakukan tindakan tegas dengan melakukan penangkapan terhadap pelaku dan seluruh anggota KKB yang bercokol di Kabupaten Nduga khususnya dan Papua umumnya,” sebutnya.
“Ketiga, menghimbau TNI/Polri untuk melindungi warga sipil dari tindak kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh KKB, serta menjaga keamanan dan ketertiban di sana,” lanjutnya.
“Keempat, meminta agar TNI/Polri jangan ragu menggunakan UU Teroris untuk menghancurkan serta melumpuhkan segala bentuk teror dan kekacauan yang dilakukan oleh KKB demi mempertahankan kedaulatan NKRI,” pungkasnya
Sementara Hasbullah Fudail Diaspora Maros Pa’mai tinggal di Bandung juga menyayangkan sikap para penggiat HAM khususnya LSM yang selama ini sangat kritis memprotes jika ada tindakan pengamanan yang dilakukan oleh TNI/Polri untuk memberikan stabilitas di Papua. Akan tetapi terdiam seribu bahasa di saat warga sipil dibantai dan dibunuh oleh KKB.
(*/Fhat)