
Reportikaindonesia.com // Tana Toraja, Sulawesi Selatan – Masa jabatan Pendeta Zatriana Lobo, S.Th (Pdt. Zatri) periode 2019 -2024 , Telah Berakhir.
Berkaitan hal itu, jajaran Majelis dan Warga Gereja Toraja Jemaat Limbu Klasis Makale Utara mengiringi pelepasan Pendeta Zatriana Lobo serta Suami Markus Dasa dan Anak Avis Dasa.
Pelepasan Pendeta Zatriana yang penuh haru ini dihadiri ratusan warga dari berbagai denominasi gereja yang ada di lingkungan Limbu.
Tak sedikit Warga Gereja Toraja Jemaat Limbu maupun warga masyarakat tak sadar air mata berlinang melepas Ibu Pdt.Zatriana Lobo bersama Suami dan Anaknya.
“Mamalling Pakan Lako Ibu Zatri, Ki Poraimo Kenna Inde Tarru Limbu ( kami masih ingin Ibu Zatriana Tinggal dilimbu, Kami Tak Rela Dia Ke Buntu Tokesan)” ucap beberapa warga Limbu.
Mengenakan baju kaos oblong warna biru, Pdt. Zatriana menyampaikan begitu banyak tantangan perjalanan selama lima tahun berada dan memimpin digereja Toraja Jemaat Limbu bersama Suami, Markus Dasa hingga tiba hari dimana masa jabatan itu selesai.
“Luar biasa, begitu banyak yang kita hadapi, kita jalani. Kadang saya berfikir saya tidak mampu menyelesaikan, tapi Puji Syukur semuanya dapat kita lalui dengan baik sampai hari ini terakhir saya dan Bapak Markus Dasa serta anak Avis Dasa,” ucapnya.
Terakhir Zatriana menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari para Majelis Gereja Serta Warga Jemaat atas dedikasinya selama lima tahun.
Ucapan terima kasih Pdt. Zatriana juga diperuntukkan untuk masyarakat Limbu yang telah bersinergi, berkolaborasi mendukung.
Alumnus Sekolah Tinggi Teologia Indonesia Timur ( STT Intim) Makassar ini menitip pesan kepada Majelis serta Warga Jemaat agar apa yang telah diraih selama ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan kedepan.
“Saya titip keberhasilan yang kita raih karena ini semua kerja keras dari semua pihak. Mudah-mudahan bisa terus ditingkatkan. Siapapun pemimpinnya tolong dibantu,” sambungnya.
Permohonan maaf juga dilontarkan Zatriana atas nama pribadi bersama keluarga, sekiranya saat berada di jemaat limbu, ada kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja.
“Saya minta pintu permohonan maaf kami bisa dibuka seluas-luasnya. Mohon maaf jika selama ini ada salah baik disengaja maupun tidak disengaja, entah itu perkataan atau perilaku saya selama menjabat sebagai Pendeta” jelasnya.

“Terima kasih. Saya minta teman-teman Majelis tetap bekerjasama, bekerja secara profesional dalam membangun Jemaat Limbu,” pungkasnya.
Sementara Salah seorang Majelis Jemaat Limbu, Naomi Dua Padang pada Awak Media menyampaikan, Pendeta Zatriana di mata warga jemaat limbu merupakan seorang hamba yang rendah hati, yang benar-benar memberikan diri melayani jemaat dan hidupnya diatur oleh Tuhan dan bergaul dengan Tuhan Yesus Kristus.
” Ibu Pendeta sangat-sangat dirindukan warga jemaat limbu, Ya Kami mau bilang Pendeta Zatriana adalah figur pelayan Tuhan yang rendah hati, menyerahkan hidup kepada Tuhan dan benar-benar bergaul dengan Allah”, Tutur Penatua Naomi.
Terpisah Yohana dan Ludia mengatakan, kami Jemaat Buntu Tokesan berterima kasih karena sudah lama merindukan seorang Pendeta, Dan hari ini Kedatangan Ibu Pendeta Zatriana Lobo bersama keluarga kami sambut dengan Sukacita.
“Saya bangga mengatakan, “Jika Tuhan berkenan, ibu Pdt boleh di pakaiNya untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan, memimpin Gereja Toraja Jemaat Buntu Tokesan dalam terang kasih Kristus, Sang Kepala Gereja yang agung, untuk membawa Gereja ini, yaitu JemaatNya, semakin hari semakin serupa dengan Kristus, mengalami kedewasaan iman, menuju pada Gereja yang Am dan Rasuli dan Menuju pada persekutuan tubuh Kristus yg penuh dengan kasih mesra, saling mengasihi dan membangun , sampai Kristus datang kali yang kedua,” ujar Yohana dan Ludia.
Perpisahan bersama Ibu Pendeta Zatriana Lobo bersama Suami dan Anak diakhiri dengan mengantarkan Ibu Pendeta Zatriana beserta Suami dan Anak ke kediaman di Jemaat Buntu Tokesan.
(Sal)