
Reportikaindonesia.com // Luwu Utara, Sulawesi Selatan – Bertempat di masjid Al Amin Nanna Mappedeceng, keluarga Besar Almarhum Alamin ( Khlaifah Halwatiya Samman) dan H. Ambe Farida beserta Yayasan Petta Haji Hasbullah mengadakan peringatan Isra Miraj dan Doa untuk para Almarhum yang membangun masjid tersebut.
Hal yang menarik dalam peringatan tersebut adalah pembacaan kisah Isra Miraj dilakukan dengan mengalihbahasakannya dalam Bahasa Tae sebagai Bahasa Ibu di kabupaten Luwu Raya ( Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo ).
Menurut Ustad Abdul Karim yang menterjemahkan sekaligus membacakan kisah Isra Miraj tersebut dalam Bahasa Tae pertama kali pada tahun 2017 dibuat selama 3 (tiga) bulan.
Adapun alasan menterjemahkan Kitab tersebut dari bahasa Bugis ke Bahasa Tae:
1. Telah meminta Izin ke Mursyid Tarekat Khalwatiyah Samman Ipuang di Leppakomoi ( Almarhum H.Andi Muhammad Ali Puang Turu) sebagai refresentasi yang mempunyai otoritas keagamaan di tarekat Khalwatiyah Samman.
2. Memenuhi harapan masyarakat Luwu, bahwa sebagian besar masyarakat Luwu Raya tidak mengerti dan memahami bahasa Bugis. Sehingga dengan menterjemahkan kisah perjalanan nabi Muhammad dari bahasa Bugis tersebut akan lebih banyak yang bisa mengerti dan paham kisah Isra Miraj Nabi Muhammad. Waktuu yang dibutuhkan jika dibacakan kisah Isra Miraj versi Bahasa Bugis memakan waktu 3-4 jam dan biasanya dibacakan secara bergantian.

Acara ini berlangsung Rabu Sore diakhiri dengan Shalat Isyah dan diakhiri Syikir Jahar berjamaah (Massikiri) dengan dihadiri para orang tua, anak anak dari keluarga besar Al Amin, H.Ambe Farida dan keluarga besar Masyarakat Mappedeceng.
Dengan pembacaan kisah perjalanan Isra Miraj ini diharapkan Masyarakat dapat mengetahui dan memahami serta mengambil hikmah dari berbagai kisah tersebut yang menceritakan kisah masa sebelum Nabi Muhammad, saat itu dan masa depan (akhirat), demikian Hasbullah Fudail ketua Yayasan Petalah yang menhadiri peringatan Isra Miraj.
• Red