
Reportikaindonesia.com // Luwu Utara, Sulawesi Selatan – Setiap momentum bulan Rajab dalam kalender islam yang lebih dikenal sebagai bulan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, maka para Khalifah Khalwatiyah Samman dari Pattene, Leppakomai dan Turikale senantiasa melakukan safari (perjalanan) untuk melaksanakan peringatan Isra Miraj di berbagai kantong-kantong Jemaah Sianamanggaji yang berada di Sulawesi Selatan maupun di berbagai daerah di Indonesia.
Khusus di daerah Luwu Raya safari Isra Miraj di Bumi Luwu Raya ( kab Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo) sejak awal Rajab 1446 H dilakukan oleh H. A. Palaguna senantiasa berpesan untuk 3 hal dalam hal dakwa untuk jemaah Sianamanggaji :

- Senantiasa berjamaah (shalat maupun aktivitas duniawi) jika bertemu lebih dari satu orang maka disarankan untuk shalat secara berjamaan.
- Zikir Jahar (Massikiri), zikir Jahar menjadi keharusan untuk senantiasa diamalkan oleh para Jemaah tarekat khalwatiyah samman yang dilaksanakan secara berjamaah seusai shalat isyah dan subuh.
- Bersilaturahmi, untuk senantiasa memelihara jalinan persaudaraan antar sesama Jemaah maka silaturahmi menjadi kunci kebersamaan.
Kepada para sianamanggaji untuk juga senantiasa memberi teladan dalam berbuat bagi bagi sesama jemaah dan masyarakat
Demikian pesan yang disampaikan H.A. Palaguna seusai semalam Isra Miraj (baca miraje versi Bugis) di rumah guru Budi (seorang Khalifah Ipuang) di Mappedeng Luwu Utara. Sabtu, 2 Feb 2025.
Acara ini dihadiri Andi Wahyu dari Pattene, berbagai khalifah dan sianamanggaji seputar Luwu Raya (Luwu,Luwu Utara,Luwu Timur dan Palopo) sekitar 400 orang.
Dalam kesempatan tersebut juga diwakafkan tanah dari H Dewi untuk dibuatkan Aula Serba Guna (TPA, Aula, Tempat Pertenuan, Olah Raga, Unit Usaha UMKM dll) bagi masyarakat secara umum.
Sehingga setiap momentum isra miraj bangunan wakaf tersebut bisa juga digunakan untuk peringatan hari besar islam maupun kegiatan lainnya. Moga secepatnya gedung tersebut terbangun dan memberi manfaat kepada umat demikian disampaikan Hasbullah Fudail yang melakukan komunikasi dengan Dirham anak Hajja Dewi yang merantau ke Jepang.
• Red