
Reportikaindonesia.com // Luwu Utara, Sulawesi Selatan – Suasana haru menyelimuti Masjid Al-Ikhlas Polres Luwu Utara, Rabu (3/9/2025) siang. Puluhan personel Polres Luwu Utara bersama jajaran Brimob, komunitas ojek online, hingga masyarakat umum berkumpul untuk melaksanakan Sholat Gaib dan doa bersama. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghormatan sekaligus belasungkawa atas wafatnya almarhum Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang meninggal dunia saat mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta.
Sholat Gaib dimulai sekitar pukul 12.20 WITA dan dipimpin oleh Ustadz Maulana Nasrun. Doa-doa dipanjatkan agar amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. Rangkaian kegiatan ini berlangsung khidmat hingga selesai pada pukul 12.40 WITA dengan situasi aman dan kondusif.
Hadir langsung dalam kegiatan ini Kapolres Luwu Utara, AKBP Nugraha Pamungkas, S.I.K., M.H, didampingi Wakapolres Kompol Andi Muh. Syafei, S.Sos., M.H, serta Kompol Muh. Agus, S.E., M.M selaku Danyon D Pelopor Sat Brimob Polda Sulsel. Selain itu, turut serta para Kabag, Kasat, personel Polres Luwu Utara, anggota Brimob, komunitas ojek online, dan ojek pangkalan.
Menurut Kapolres Luwu Utara, pelaksanaan Sholat Gaib dan doa bersama ini merupakan bentuk empati serta solidaritas Polri terhadap masyarakat, khususnya komunitas ojek online.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Polri senantiasa hadir bersama masyarakat, dalam suka maupun duka. Semoga almarhum Affan Kurniawan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujar AKBP Nugraha Pamungkas.
Kapolres menambahkan, kegiatan keagamaan ini juga menjadi momentum untuk semakin mempererat hubungan antara aparat kepolisian dengan masyarakat. Melalui doa bersama, terjalin rasa kebersamaan dan solidaritas yang diharapkan mampu menjaga suasana kondusif di tengah dinamika sosial yang berkembang.
Pelaksanaan Sholat Gaib ini mendapat apresiasi dari komunitas ojek online dan masyarakat yang hadir. Mereka menilai langkah yang diambil Polres Luwu Utara bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga simbol kepedulian dan keterbukaan institusi Polri terhadap suara masyarakat.
Ke depan, Polres Luwu Utara berkomitmen untuk terus menjalin hubungan baik dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan berbagai komunitas. Selain itu, monitoring akan tetap dilakukan guna mengantisipasi perkembangan situasi pasca peristiwa yang menimpa almarhum, agar potensi simpati berlebihan tidak berkembang menjadi mobilisasi yang dapat memicu kerawanan.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Polres Luwu Utara menegaskan kembali peran Polri bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat yang saling menguatkan dalam menghadapi duka.
(*/Red)