Reportikaindonesia.com // Cianjur, Jawa Barat – Kanwil KemenHAM Jawa Barat siap berkolaborasi “Membangun Toleransi dan Ekonomi Lintas Agama di Cianjur” Demikian Hasbullah Fudail menyampaikan sambutan pada silaturahmi dengan tokoh desa Sindang Jaya Ciranjang Cianjur pada hari Jumat, 24 Oktober 2025, bertempat tepi Waduk Cilincing Desa Sindang Jaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat, Kepala Desa Sindang Jaya, Pimpinan Pondok Al Musri, Pendeta, Tokoh Masyarakat Bugis, serta perwakilan MUI.
Pertemuan ini menjadi ruang dialog penting untuk memperkuat sinergi lintas agama dan budaya sekaligus mendorong kolaborasi dalam pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan inklusif di wilayah Cianjur.
Acara diawali dengan sambutan dari Pimpinan Pondok Al Musri, yang menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap pertemuan seperti ini dapat mempererat silaturahmi antar umat beragama serta menumbuhkan semangat persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk. “Mudah-mudahan ke depan silaturahmi seperti ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan,” ujarnya.
Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat memberikan pengarahan. Dalam sambutannya,
Beliau menegaskan bahwa salah satu poin utama dalam Asta Cita Presiden adalah memperkokoh Pancasila, demokrasi dan HAM yang menjadi dasar dibentuknya Kementerian HAM.
Menurutnya, HAM merupakan hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak lahir, bahkan seorang bayi pun telah memiliki hak asasi. Ia menambahkan bahwa berbagai persoalan sosial yang muncul di masyarakat sering kali berakar dari kurangnya komunikasi antar tokoh agama dan warga.
Dalam arahannya, beliau juga menyinggung isu yang sempat beredar di media sosial mengenai Ciranjang sebagai wilayah kristenisasi. Setelah dilakukan pengecekan langsung, ternyata masyarakat hidup dengan damai dan tidak ada permasalahan sebagaimana yang diberitakan.
“Jawa Barat sering dicap sebagai provinsi intoleran, padahal kenyataannya tidak demikian. Negara ini wajib melindungi seluruh tumpah darah Indonesia tanpa membeda-bedakan agama, suku, dan budaya,” tegasnya.
Beliau berharap Cianjur dapat menjadi role model toleransi dan kerukunan di Jawa Barat, serta mencontohkan kehidupan masyarakat yang rukun dan harmonis meski berbeda keyakinan.
Kepala Desa Sindang Jaya dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Kepala Kanwil KemenHAM bersama rombongan. Ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama FKUB telah merencanakan pembentukan Kampung Toleransi, namun hingga kini belum terealisasi.
“Mudah-mudahan dengan dukungan dari KemenHAM, program Kampung Toleransi ini dapat diwujudkan, minimal di dua desa sebagai percontohan,” ungkapnya.
Perwakilan Pendeta juga menyampaikan apresiasi dan dukungan atas kegiatan ini. Mereka menegaskan kesiapan untuk bekerja sama dalam program-program lintas agama dan sosial ekonomi di wilayahnya. “Kami menyambut baik dan siap berkolaborasi untuk kemajuan bersama,” ucapnya.
Dalam sesi penjelasan, Kepala Kanwil KemenHAM Jawa Barat turut menjelaskan perbedaan antara Komnas HAM dan KemenHAM. Komnas HAM bersifat independen dan fokus pada pengawasan pelanggaran HAM oleh aparat negara, sedangkan KemenHAM memiliki peran pembinaan dan edukasi masyarakat melalui program P5HAM (Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Pemajuan HAM).
Beliau juga menyinggung program MBG (Model Desa/Kelurahan Sadar HAM) sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam membangun masyarakat yang menghormati hak asasi manusia.
Menutup arahannya, beliau mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam menangkal isu-isu negatif di media sosial. “Kalau media sosial dibiarkan tanpa kontrol, bisa sangat berbahaya. Anak muda harus aktif menjadi penyebar narasi positif dan penjaga kerukunan,” pesannya.
• Red


