Reportikaindonesia.com // Depok, Jawa Barat – orangtua Siswi mengeluhkan dugaan penipuan yang dilakukan oleh pengelola sebuah sekolah swasta yang berlokasi di Depok Jawa Barat.
Keluhan ini mencuat setelah orang tua siswi bernama Adilah Putri Mahmud sudah membayar uang pendaftaran sebesar Rp 65.000.000 (enam puluh lima juta rupiah) dengan perjanjian akan diberangkatkan ke Jerman, tetapi pemilik Yayasan Adiwiyata bernama Merry tidak memberangkatkan Adilah ke Jerman.
Kronologis kejadian. Korban atas nama ADILAH PUTRI MAHMUD Mendaftarkan diri ke sekolah Yayasan Adiwiyata yang terletak di Depok Jawa Barat tanggal 6 September 2020, ADILAH datang ke sekolah untuk mendaftar dan mengisi formulir dengan persyaratan membayar uang pendaftaran sebesar Rp65.000.000 (enam puluh lima juta rupiah).
Persyaratan itu disepakati dengan perjanjian Siswi Adilah Putri Mahmud akan diberangkatkan ke Jerman guna Pendidikan, Magang serta Bekerja
Dalam perjalanan perjanjian pihak Yayasan Adiwiyata kembali meminta dana sebesar Rp.30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) dengan berbagai alasan yang dikemukakan.
Pihak orang tua siswi Adilah Putri Mahmud, tidak mau menyerahkan dana yang diminta oleh pihak Yayasan sehingga pihak Yayasan Adiwiyata tidak memberangkatkan Adilah.
Karena perjanjian tidak terlaksana maka orang tua siswi Adilah melaporkan ke Polsek Depok, hal hasil pelaporan dilanjutkan ke Pengadilan Negeri Depok, tetapi pihak korban dinyatakan kalah dengan alasan saksi-saksi tidak kuat.
Pihak korban menduga adanya permainan kongkalikong di kepolisian karena pemilik Yayasan Merry diduga memiliki beckingan Jenderal bintang satu, di kepolisian.
Menurut Ketua Nasional LPPNR, Drs.Umar Nurdin,SH,, MH juga Ketua Wilayah Ilham Rahmat Hidayat,SE,,MM Yayasan Adiwiyata diduga bodong karena izinnya tidak lengkap.
“Ada kejanggalan yang kami liat saat investigasi, yakni izin Yayasan yang tidak lengkap, kami juga menduga adanya praktik KKN, Gratifikasi yang dilakukan Yayasan Adiwiyata.
Beckingan Jenderal bintang satu pun membuat para korban pun enggan melapor masalah yang terjadi karena takut,” beber Umar Nurdin.
(Sal)


