Reportikaindonesia.com // Bandung, Jawa Barat – 3 November 2025. Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) Jawa Barat melaksanakan apel pagi gabungan pada Senin (3/11). Kegiatan ini diikuti oleh jajaran dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Barat, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Jawa Barat, serta Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Jawa Barat.
Apel yang berlangsung di halaman kantor wilayah tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah KemenHAM Jawa Barat, Hasbullah Fudail. Dalam amanatnya, Hasbullah memberikan penekanan penting mengenai kondisi sosial menjelang akhir tahun 2025 yang dinilainya cukup rawan, khususnya terkait isu kerukunan dan kebebasan beragama.
“Akhir tahun ini merupakan masa yang rawan bagi kerukunan umat beragama dengan gangguan terhadap Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan (KBB). Kita harus lebih waspada terhadap potensi munculnya gesekan sosial yang berakar dari perbedaan keyakinan,” ujar Hasbullah di hadapan seluruh peserta apel.
Hasbullah menyoroti bahwa tahun 2025 bertepatan dengan peringatan satu abad berdirinya Ahmadiyah di Indonesia. Ia menilai momentum ini berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyulut provokasi yang dapat menimbulkan konflik intoleransi. “Kami tidak ingin ada pihak-pihak yang memanfaatkan momen ini untuk menyebar provokasi. Kebebasan beragama adalah hak asasi yang wajib dijaga oleh semua pihak,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Kanwil KemenHAM Jawa Barat telah menyiapkan beberapa pendekatan preventif untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama dalam menhindari konflik bernuansa KBB yaitu dengan 3 (tiga) pendekatan : Struktural, Kuktural dan Media Kampanye Media Sosial.
Dalam pendekatan struktural, Hasbullah menyatakan bahwa berbagai regulasi menyangkut KBB yang ada sudah perlu disesuaikan dengan kondisi aktual hari ini seperti Surat Keputusan Bersama (SKB), Peraturan Gubernur, Perda dan lainnya.
Sementara pendekatan kedua yakni kultural dilakukan dengan membuka ruang dialog antara berbagai tokoh Masyarakat dan tokoh agama. Kanwil KemenHAM telah melakukan kunjungan ke berbagai perwakilan keagamaan dan aliran kepercayaan, menjalin koordinasi dengan instansi pemerintah yang menangani kebebasan beragama, serta mempererat sinergi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di wilayah Jawa Barat.
Hasbullah juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memastikan upaya pencegahan berjalan efektif. “Kerja sama dengan FKUB dan instansi terkait sangat penting. Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam menjaga harmoni sosial. Semua pihak harus berperan aktif,” katanya menambahkan.
Pendekatan ketiga yaitu Kampanye melalui Media Sosial menjadi sarana paling efektif dalam menyampaikan berbagai pesan-pesan kemanusian untuk saling menghormati dan menerima perbedaan antara satu dengan lainnya tanpa melihat latar belakang perbedaan agama dan keyakinan.
Apel gabungan tersebut ditutup dengan harapan agar langkah-langkah yang ditempuh dapat memperkuat persatuan di tengah keberagaman. “Semoga upaya yang kita lakukan dapat benar-benar mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis di Jawa Barat. Toleransi bukan sekadar kata, melainkan tanggung jawab bersama,” pungkas Hasbullah.
Dengan pesan yang tegas dan penuh makna tersebut, apel pagi gabungan kali ini tidak hanya menjadi rutinitas kedinasan, tetapi juga momentum penguatan komitmen seluruh aparatur untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan beragama di wilayah Jawa Barat.
• Red


