Reportikaindonesia.com // Bekasi, Jawa Barat – Program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto agar dapat bermanfaat di rasakan warga masyarakat luas, dari pengurus Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ada di wilayah Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada warga masyarakat khususnya kepada penerima manfaat para siswa-siswi agar bisa mendapatkan makanan yang bergizi dan bermanfat,
Namun sangat disayangkan dari Ketua Kelompok Kecamatan ( Korcam ) saat mendampingi Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan dapur MBG yang ada di wilayah Kelurahan Setia Asih membuat para kepala sekolah SDN tidak nyaman atau merasa tertekan dengan adanya surat kesepakatan yang harus di tandatangani.
Wirda kepala sekolah SDN 06 setia asih Tarumajaya menuturkan, ‘Kami dari pihak sekolah tidak pernah menolak program makan bergizi gratis (MBG) bahkan siswa siswi kami sangat mengharapkan kehadiran MBG tersebut.”
Dengan kedatangan dari korcam Badan Gizi Nasional (BGN) Kecamatan Tarumajaya bersama Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan dapur MBG yang ada di wilayah Kelurahan Setia Asih, kami merasa bingung dan menjadi tertekan atau tidak nyaman, apalagi kami harus menandatangani surat penolakan yang sudah di siapkan oleh Ketua Kelompok Kecamatan korcam bersama Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan dapur MBG yang ada di wilayah Kelurahan Setia Asih.
“Semua yang kami lakukan ada alasan dan ada dasarnya, untuk menentukan dengan Dapur MBG yayasan manapun itukan hak kami yang menentukan, tidak ada paksaan atau intimidasi dari pihak manapun, karena dari pihak sekolah kami khususnya SDN 06 setia asih sudah melakukan kerjasama dengan yayasan yang lain tentunya yang ada di wilayah Kelurahan Setia Asih, jadi tidak mungkin kami menerima dari yayasan MBG yang lain.” Ungkapnya.
Lanjutnya, Japra Korwil sekolah dasar dan TK tingkat Kecamatan Tarumajaya mengatakan bahwa anak-anak sekolah tingkat SD dan TK sudah merindukan MBG serta terkait MOU kepala sekolah dengan MBG bukan dengan yayasan.
”Nanti kan ada dapur ini nih, saya arahkan ke SD 01,02,03, terus TK juga, TK juga tadi udah pada kumpul, TK itu ada seribu lebih, nanyain Mulu , saya bilang dapur nya belum jadi. Mou mah akan batal sendiri nya, Mou nya kan sama MBG, bukan sama yayasan itumah syarat doang, beliau nanti tinggal verifikasi. Nanti dapur ibu dipindahin sama ini nih, yang atur beliau, yang penting ini bocah sudah merindukan makanan.”. Tuturnya.
Disisi lain, Dede Firmansyah Lurah Setia Asih mengungkapkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak ada informasi tentang sosialisasi terhadap makan gizi gratis disekolah.
”Sedikit masukan nih, dalam hal ini lurah tidak pernah tau menahu, tidak pernah ada informasi, sosialisasi dari BGN (Badan Gizi Nasional) ke kantor kelurahan, namun sekolah itu dilingkup wilayah, tetap aja sekolahan ini ada dilingkup kelurahan. Yang ditanya warga saya, kalau lagi tahlil, atau kunjungan banyak warga menanyakan pak lurah makan gizi gratis kapan! saya akan harus menjelaskan, kan, tapi dari BGN aja kita tidak ada informasi. Apakah dari BGN harus ada informasi ke kelurahan atau tidak ada, seharusnya ada kan. Artinya bisa menjelaskan ke RT , RW serta warga. Ya seharusnya kan dari BGN ini datang lah ke kelurahan atau desa-desa , agar mengetahui konsep nya seperti aturan nya seperti apa. Jadi kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan warga.
Lanjutnya, Dalam menerapkan dapur makan gizi gratis harus diperhitungkan dengan jumlah murid, jangan memperbanyak dapur tapi tidak ada penerima manfaat nya.
”Dan ini misalkan di setia asih ada 6 sekolahan dengan jumlah total 2200 murid, nah ini dari 2.200 musah butuh berapa dapur, misalkan 1 dapur udah satu dapur aja, ini kan berlomba-lomba dapur nya banyak anak sekolahan nya ga ada. Nanti rugi dong yang sudah usaha, jadi para dapur ini mengejar bocah nya jadi berebut bocah dilapangan. Kita berharap dari BGN ini untuk kedepannya bisa berkomunikasi dengan Kelurahan dan Desa-desa.” Tutupnya.
( Syuri )


