Reportikaindonesia.com // Palas Lampung Selatan, Lampung – Jembatan Way Pisang yang berada di Desa Palas Aji, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, terancam ambruk setelah mengalami retakan serius dan ambles pada bagian kaki jembatan akibat terjangan banjir dan kikisan arus air.
Kondisi tersebut membuat para petani setempat khawatir, mengingat jembatan itu merupakan akses utama menuju area persawahan. Untuk mencegah kerusakan semakin parah, warga dari Desa Palas Aji dan Desa Palas Pasemah secara rutin melakukan gotong royong membersihkan sampah yang tersangkut di badan jembatan, terutama saat musim hujan.
Warga menyebutkan, jembatan itu dibangun secara swadaya pada tahun 1985 oleh masyarakat setempat, jauh sebelum adanya program Dana Desa maupun bantuan dari APBD.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Palas Aji, Muslim Akmal Bahri, menegaskan bahwa jembatan tersebut sangat vital bagi aktivitas pertanian masyarakat. Ia berharap pemerintah segera turun tangan.
“Saya selaku anggota BPD Desa Palas Aji berharap pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten bisa merehabilitasi atau membangun kembali Jembatan Way Pisang, baik melalui Dana Desa, APBD kabupaten, maupun provinsi, karena jembatan ini sangat dibutuhkan petani,” ujar Muslim.
Sementara itu, Mat Nur, yang merupakan Ketua Panitia Pembangunan Jembatan Way Pisang pada masanya, menceritakan bahwa jembatan tersebut dibangun dari hasil iuran para petani setiap musim tanam.
Ia mengatakan bahwa saat itu tidak ada bantuan dari pemerintah, sehingga murni hasil gotong royong masyarakat. Menurutnya, kondisi jembatan yang kini sudah miring dan rapuh harus menjadi perhatian bersama.
“Dulu kami patungan setiap musim untuk bangun jembatan ini. Tidak ada Dana Desa atau APBD. Sekarang kondisinya sudah doyong, jadi harus kita rawat bersama supaya tidak roboh karena sampah yang menyangkut,” kata Mat Nur.
Tokoh masyarakat Desa Palas Aji, Romlan, juga menyampaikan keprihatinannya. Ia mengatakan bahwa warga sudah berulang kali mengusulkan pembangunan dan rehabilitasi jembatan kepada pemerintah, namun hingga kini belum ada realisasi.
Ia berharap pemerintah tidak lagi menunda penanganan karena keselamatan warga dipertaruhkan.
“Kami sudah berkali-kali mengusulkan pembangunan atau rehab jembatan ini, karena sangat dibutuhkan petani yang setiap hari melintas. Kami harap pemerintah benar-benar memperhatikan,” tutup Romlan.
(Made.S)


