Reportikaindonesia.com // Tana Toraja, Sulawesi Selatan – Memperingati perjalanan 63 tahun pengabdian, Pengurus Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Jemaat Limbu (JE-LIM) mengadakan Natal dan merayakan Dies Natalis dengan mengusung tema “Giatlah Dan Jangan Padamkan”. Perayaan ini dihadiri oleh pemuda pemudi, kaum Bapak, kaum Ibu, tokoh masyarakat, pemerintah desa, serta berbagai elemen pemuda, Kamis (11/12/2025).
Perayaan ini bukan hanya momentum seremonial, tetapi juga refleksi perjalanan organisasi yang lahir dari semangat pengabdian, pelestarian budaya, dan pemberdayaan generasi muda jemaat limbu. Melalui tema yang diangkat, PPGT Je-Lim menegaskan identitasnya sebagai organisasi yang tetap berpijak pada nilai-nilai adat dan tradisi, namun mampu berkembang mengikuti perubahan zaman.
Ketua PPGT Jemaat Limbu, Juan Arung, dalam sambutannya menyampaikan bahwa enam puluh tiga (63) tahun perjalanan adalah fase penting untuk memperkuat visi organisasi.
“Kami ingin terus melangkah sebagai organisasi yang bermanfaat. Tradisi adalah akar identitas kami, tetapi dengan perkembangan dan ilmu baru akan membawa PPGT JELIM menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Perayaan Dies Natalis ke-63 ini dirangkaikan dengan Ibadah Natal.
Tema kali ini, “Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga”.
Pelayan Firman, Pdt. Nopriyanti Palayukan, STh, dan sebagai bahan bacaan firman Tuhan, diambil dari Lukas 2:1-7, 1 kor 15:58.
Lukas 2 ayat 1 hingga 7, tentang pelaksanaan janji Allah melalui kelahiran Yesus Kristus yang terjadi dalam kesederhanaan dan kerendahan hati, bukan kemegahan duniawi, menunjukkan bahwa Allah datang sebagai manusia biasa untuk menyelamatkan manusia melalui kasih dan pertolongan-Nya, menggenapi nubuat dan mengundang kita untuk meneladani kerendahan hati-Nya serta menyediakan tempat bagi-Nya dalam hidup kita.
Yesus lahir bukan di istana, tetapi di palungan (tempat makan ternak) dan dibungkus lampin. Ini melambangkan Allah memilih datang dengan cara yang sangat sederhana dan rendah hati.
Kisah ini menantang kita untuk menghancurkan kesombongan, hidup dalam kerendahan hati, kebaikan, dan kasih, serta menyediakan “tempat” (hati) bagi Kristus dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya perayaan formal.
Lukas 2:1-7 menunjukkan bahwa Allah tidak datang dengan kuasa duniawi, tetapi dalam kelemahan dan kesederhanaan, menjadi salah satu dari kita untuk menyelamatkan kita. Ini adalah panggilan untuk menyambut-Nya dengan hati yang rendah dan hidup yang mencerminkan kasih-Nya.
Pdt. Nopriyanti dalam khotbanya mengatakan, natal jadi momentum Pemuda jemaat limbu bangun Kepedulian Toraja.
Perayaan Natal 2025 dimaknai sebagai momentum penting bagi Pemuda Gereja Toraja Jemaat Limbu untuk memperkuat kepedulian sosial, gerakan kemanusiaan, serta menjaga keharmonisan hidup di tengah masyarakat.
Nopriyanti menambahkan, bahwa sepanjang tahun pelayanan 2025, gereja mengedepankan semangat kesehatian serta sinergi antara jemaat dan para pelayan.
“Kami sangat optimis bahwa seluruh jemaat bersama para pelayan telah bersinergi dengan hati, pikiran, dan tindakan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Pdt. Nopriyanti.
Memasuki tahun pelayanan dengan tema, “Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga” Ia menegaskan komitmen gereja dalam menggerakkan aksi belas kasih bagi kaum terpinggirkan serta menjaga alam ciptaan Tuhan.
“Kami berkomitmen melakukan gerakan belas kasih, memberikan perhatian terhadap kaum terpinggirkan, sekaligus menjaga keadilan bagi alam ciptaan Tuhan agar Tanah di Toraja tetap menjadi rumah yang sejuk, nyaman, dan damai,” katanya.
Pdt. Nopriyqnti juga mengajak seluruh warga jemaat limbu, khususnya anak-anak muda, untuk memanfaatkan momentum Natal sebagai sarana pembaruan diri dan sumber harapan bagi masa depan.
“Marilah memanfaatkan perayaan Natal ini untuk berjumpa dengan Kristus, mengalami pembaruan diri, dan menjadi harapan bagi keluarga, bangsa, dan masa depan kita semua,” tutupnya.
Melalui semangat Natal, pemuda jemaat limbu diharapkan dapat tampil sebagai generasi yang peduli, berkarakter, serta mampu menghadirkan damai sejahtera bagi masyarakat Tana Toraja.
(Oki)


