
Reportikaindonesia.com // Bekasi, Jawa Barat – Berulang kali terjadinya tumpukan sampah sepanjang 250 meter yang nyaris menutupi aliran Kali BUT 8 di Dusun I RT 09/03 Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, akhirnya diangkut petugas UPT Pengelolaan Persampahan (PP) Wilayah I Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi.
Pengangkutan sampah tersebut dilakukan setelah pihak Pemerintah Desa Kedung Pengawas berkoordinasi dengan pihak UPT Pengelolaan Persampahan (PP) Wilayah I Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi untuk segera mengeksekusi tumpukan sampah yang berada di Kali BUT 8 tepatnya di Gang Perlan RT 09/03 Desa Kedung Pengawas. Minggu (06/08/2023).
Kepala UPT PP Wilayah I DLH Kabupaten Bekasi Zulkarnain Lubis yang diwakili pengawas, Subhana mengatakan, “Pihaknya mengerahkan sebanyak 40 personil yang terdiri dari Tim Kepiting Muara, Pesapon, sopir dan sejumlah pengawas termasuk dirinya.”
“Sedangkan untuk pengangkutan sampah, pihaknya mengerahkan dua unit armada, kru dan sopir untuk mengangkut sampah ke TPA Burangkeng, Kecamatan Setu milik Pemkab Bekasi.”
“Kita back up dengan dua unit armada untuk mengangkut sampah di Kali BUT 8 tersebut, ini tidak mungkin dikerjakan selesai hari ini, kita akan berlanjut pengerjaannya.” Terang Subhana.
Nasarudin Kepala Desa Kedung Pengawas, mengatakan, “Pihaknya mengerahkan tim Desa Tanggap Bencana (Destana), Warga dan Aparatur Desa Kedung Pengawas seperti para Ketua RT, Ketua RW dan Kepala Dusun (Kadus),
Tampak pula para mahasiswa dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan STAI Al Aqidah Al Hasyimiyah Jakarta yang tengah melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Kedung Pengawas.”
“Ini sudah sering kali terjadi tumpukan sampah, sampah di
Kali BUT 8.” Terang Nasarudin di lokasi saat pengangkutan sampah.

Nasarudin menambahkan, “Sampah – sampah tersebut terbawa dari wilayah hulu pada saat hujan deras, sehingga menumpuk akibat tersumbat dikarenakan jembatan yang kondisinya terbilang rendah, kali BUT 8 tersebut sudah dangkal dan menyempit sehingga banyak sampah yang nyangkut di jembatan tersebut, menimbulkan bau tidak sedap dan bisa – bisa menimbulkan wabah penyakit.”
“Kalau dibiarkan, saat hujan dengan intensitas tinggi itu akan menjadi penyebab terjadinya banjir yang menggenangi permukiman penduduk,” ungkapnya.
Dia berharap, “Kepada masyarakat ke depannya masyarakat tidak lagi membiasakan membuang sampah di sepanjang aliran kali, sehingga mampu meminimalisir terjadinya banjir yang bisa berdampak pada lingkungan permukiman penduduk.” Tegasnya.
Terpisah, Taufan Fatih, Ketua Kelompok KKN mahasiswa Bhayangkara Jakarta Raya berharap, “Untuk para pihak dan dinas terkait, seperti DLH, SDABMBK Kabupaten Bekasi juga PJT II Bekasi agar berkolaborasi dalam rangka mendukung untuk meminimalisir dan mengurangi dampak banjir dalam upaya normalisasi kali agar lingkungan sehat.”
“Bisa dilihat sendiri bahwa kondisi kali BUT 8 tersebut mengalami pendangkalan, penyempitan dikarenakan jembatannya rendah, hingga terjadi penyumbatan sampah.” Tutupnya.
( Syuri )