
Reportikaindonesia.com // Jawa Barat – Kampanye dan propaganda HAM yang senantiasa didegungkan oleh negara negara Barat ( Amerika Serikat dan Uni Eropa) kepada negara negara di Asia dan Afrika sangat bertolak belakang dengan dukungannya terhadap bangsa Israel dalam memerangi bangsa Palestina khususnya kelompok Hamas yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan bangsa Israel. Negara negara Barat bersikap hipokrit bermuka dua standar ganda alias pembelaan jika itu menyangkut kepentingan kelompok dan negaranya. Apa yang terjadi di Palestina hari ini dengan terbunuhnya lebih dari 3000 anak anak dan perempuan, penyerangan terhadap rumah sakit dan sekolah, penggunaan bom pospor (pelanggaran perang) sesungguhnya termasuk pelanggaran ham berat atau genoside.
Hak Asasi Manusia (HAM) harusnya bersifat universal artinya berlaku bagi semua manusia tanpa membeda-bedakannya berdasarkan atas ras, keyakinan, suku dan bangsa (etnis). Apa yang dipertontonkan negara Barat hari ini telah menodai universalitas HAM yang dideklarasikan 10 Desember 1948 sebagai perlawanan terhadap perang ke II yang banyak menimbulkan korban.
Demikian pesan Kabid HAM Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkumham Jawa Barat Hasbulllah Fudail ketika dialog/wawancara dengan 12 (dua belas) Mahasiswa Program Manajemen Pendidikan Islam dan Hukum Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Bhakti Persada Majalaya Bandung, di ruang kerja Kepala Bidang Ham Rabu. 1 Nopember 2023.

Selain itu Hasbullah juga menyampaikan beberapa pengaduan masyarakat yang datang ke Kanwil Kemenkumham di bagian Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Yangkoms) melaporkan dugaan pelanggaran HAM yang sering diadukan menyangkut : KDRT, Hamil diluar nikah dan meminta pertanggungjawaban, perlakuan diskriminasi atas golongan minoritas, Pencemaran lingkungan, dan lain-lain.
Persoalan meningkatnya laporan dari kaum perempuan khususnya perbuatan laki-laki yang tidak mau bertanggung jawab akibat kehamilan menjadi persoalan berkepanjangan yang akan dihadapi kaum perempuan, karena akan menjadi aib di masyarakat karena melahirkan anak yang tidak jelas siapa bapaknya. Sehingga kaum perempuan harus lebih berhati hati ketika dekat atau pacarana dengan laki-laki.
Diakhir pertemuan tersebut, mengharapkan agar para mahasiswa untuk tidak hanya sekedar datang kuliah dan memburu nilai akademik, akan tetapi diusahakan juga aktif di organisasi intra kampus (Senat, Himpunan, BEM dll) dan ektra kampus (HMI, GMNI, PMII dan lain-lain), untuk menambah pengalaman dan melatih dalam melakukan pemecahan masalah demikian Hasbullah .
(Fhat)