
Oleh : Hasbullah Fudail ( Wija To Luwu).
Reportikaindonesia.com // Luwu Utara, Sulawesi Selatan – Dua hari perjalanan saya di bumi Sawerigading serasa membangkitkan kembali kebanggaan sewaktu kecil, bahwa jika ingin mendapatkan buah yang baik dan banyak datanglah ke tanah Luwu khususnya di Luwu Utara. Aneka jenis buah-buahan dengan mudah, murah serta berkualitas dengan gampang ditemukan di tanah Sawerigading ini, mulai Durian, Langsat, Nanakan, Rambutan, Sawit dan lainnya.
Dalam momementum Ramadan 1445 H / 2024 tahun ini, berbagai aneka buah tahunan mencapai puncak musim buah. Di sepanjang jalan bisa disaksikan berbagai pohon tanaman berbuah dengan lebat. Buah langsat pada kematangan dan berjatuhan dipohonnya akibat tidak dipanen karena dipasar harganya antara Rp. 1.500-Rp. 2.000 per kilogram, sehingga secara ekonomi ongkos petik dan membawahnya ke pasar tidak memberi keuntungan atau laba.
Demikian juga buah rambutan, dibiarkan kematangan di pohon dan mulai menghitam karena hanya dihargai Rp, 2.000 per kilogram sehingga tidak menjanjikan keuntungan ketika hendak dipetik untuk dijual ke pembeli ataupun ke pasar.
Senasib dengan durian buah yang banyak tahun ini, bersamaan dengan Ramadhan menyebabkan konsumsi orang terbatas di siang hari akibat sebagian besar kaum muslim menjalankan ibadah puasa. Harga di pasar dan para pengepul antara Rp.15.000 – Rp. 30.000 per talaja (berisi 3 buah) untuk durian lokal. Sementara durian jenis Montong harganya pun anjlok karena banyak buah yang busuk dan tidak manis akibat terserang penyakit.
Melimpahnya buah-buahan di tanah Luwu tahun ini, ternyata belum memberi dampak maksimal terhadap kesejahteraan petani diakibatkan beberapa hal, antara lain :
- Moment Ramadhan
Puncak musim buah tahun ini hampir bersamaan dengan bulan suci Ramadhan, menyebabkan tingkat konsumsi buah sangat terbatas di siang hari karena Sebagian besar ummat muslim menunaikan ibadah puasa. Ketika sudah berbuka puasa, kemampuan orang untuk mengkonsumsi buah sudah terbatas karena merasa kenyang setelah berbuka . - Harga Anjlok
Sebagaimana teori pasar sangat ditentukan antara Suplay (penawaran) dan Demand (permintaan). Ketika penawaran buah sangat banyak dan berlimpah sementara permintaan semakin berkurang akibat puasa, maka teori Suplay Demand sangat menentukan harga produk/barang. Dengan berlimpahnya buah karena pada matang secara bersamaan maka harga buah pun jatuh alias sangat murah akibat permintaan yang terbatas. - Buah Tahunan dan Over Produksi
Tanaman buah yang tergolong musiman berbuahnya mengenal siklus tahunan dalam mengalami proses berbunga, dan cenderung mempunyai karakteristik yang bersamaan pada saat berbuah yang biasanya dipengaruhi iklim penyinaran matahari maupun curah hujan. Dengan konndisi ini, maka tanaman buah cenderung mengalami puncak kematangan yang hampir bersamaan. Kondisi ini menyebabkan produksi buah menjadi over (berlebihan) sehingga menyebabkan terjadinya kemerosotan harga karena Suplay Demand. - Pengohan Hasil Yang Kurang
Akibat kemampuan masyarakat petani dalam mengolah hasil pertanian khususnya buah-buahan yang tidak mampu bertahan lama sangat terbatas, menyebabkan para petani berpikir jangka pendek untuk menjual hasil buahnya walaupun harganya sangat rendah. Hal ini juga disebabkan ditengah himpitan kebutuhan hidup yang semakin banyak menjelang lebaran .
Ditengah kegelisahan petani buah yang berulang pada setiap moment puncak musim panen buah, maka alternatif yang bisa dilakukan untuk membantu mendapatkan harga yang lebih baik, yaitu dengan : 1. Olah-Petik-Jual. Konsep yang pernah digalakkan oleh mantan Gubernur Sulawesi Selatan Ahmad Amiruddin yaitu Olah-Petik-Jual agar hasil pertanian bisa lebih memberi keuntungan kepada petani daripada menjual langsung tanpa pengolahan. 2. Intervensi Kebijakan Pemerintah. Kehadiran pemerintah untuk mendorong promosi serta kehadiran sektor swasta untuk mendirikan pengolahan makanan kaleng buah buahan menjadi kebutuhan dalam menangani over produksi buah-buahan di tanah Luwu Raya. Selain itu perlu pelatihan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta dalam mengelolah berbagai industri rumahan pengelolaan buah buahan seperti manisan dan aneka produk olahan buah-buahan.
Menjadi perjuangan agar kehadiran berdirinya provinsi Luwu kelak mampu memperjuangkan nasib para petani yang tetap juga dalam lingkaran kemiskinan dan keterbelakangan di tanah Sawerigading. Amien.
• Red