
Reportikaindonesia.com // Palas, Lampung Selatan, Lampung – Puluhan ekor ternak babi di Desa Bali Agung, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, mati mendadak sejak satu bulan terakhir. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun masyarakat menduga kematian ternak babi itu diduga terserang virus African Swain Faver (ASF).
Dengan kondisi ini, sejumlah peternak babi di Desa Baliagung merasa was-was karena kematian puluhan ternak babi ini diyakini bisa menular ke ternak babi lainnya.
Seperti yang diungkapkan, Wayan Kerti, Salah satu peternak babi di Desa Baliagung mengatakan setidaknya ada 22 ekor ternak babi miliknya mati mendadak. Dari 22 ekor itu, dua diantaranya adalah indukan babi dan 20 ekor lainnya anakan babi.
“Satu pekan lalu ternak babi saya mati mendadak semua. Awalnya ternak babi milik saya itu enggak mau makan. Kemudian, dua hari kemudian langsung mati,” ujarnya, Jum’at 27 Juni 2025.
Menurutnya kematian puluhan ekor ternak babi miliknya itu diduga terserang virus ASF yang berasal dari Afrika. Sebab, ciri-ciri kematiannya tidak jauh berbeda dengan serangan virus ASF.
“Saat ini kami belum berani mau beternak babi lagi. Soalnya kami was-was mati mendadak lagi. Padahal, beternak babi ini sudah menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat kami di Desa Baliagung,” kata dia.
Dia bersama peternak babi lainnya berharap dengan adanya peristiwa ini ada tindak-lanjut dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini supaya tidak ada lagi kematian babi dengan jumlah yang banyak.
“Ya, kami berharap ada tindakan yang lebih konkrit supaya tidak ada lagi ternak babi yang mati mendadak,” kata dia.
Saat dikonfirmasi, Plt. Kepala UPTD Puskeswan Kecamatan Palas, Wartono mengatakan pihaknya belum mendapat laporan terhadap adanya puluhan ternak sapi yang mati mendadak. Meski demikian, pihaknya beberapa hari yang lalu sudah memberikan desinfektan ke Pemerintah Desa Baliagung.
“Belum ada laporan, mas. Tapi, sebelumnya kami sudah berikan disinfektan ke desa supaya dibagikan ke peternak yang ada di Desa Baliagung. Kami berharap petani bisa melakukan pencegahan dulu dengan penyemprotan disinfektan biar tidak menyebar kemana-mana,” kata dia.
(Made.S)