
Reportikaindonesia.com // Kota Bandung, Jawa Barat – Upaya memperkuat rekonsiliasi sosial dan toleransi antarwarga terus digelorakan. Kamis (28/8), Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM (Kemenham) Jawa Barat, Hasbullah Fudail, menggelar pertemuan strategis dengan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Jawa Barat, Akhmad Taufiqurrahman, di Kantor Gubernur Jawa Barat, Jl. Diponegoro No.22, Kota Bandung.
Pertemuan ini menjadi bentuk konsolidasi gagasan antara dua institusi strategis dalam mendorong ruang dialog kebinekaan dan penguatan literasi Hak Asasi Manusia (HAM) di kalangan pemuda.
Hasbullah menekankan pentingnya menjaga ruang-ruang dialog di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.
“Dialog adalah kunci. Keberagaman harus dikelola dengan pendekatan yang inklusif dan damai,” ujar Hasbullah.
Salah satu agenda utama yang dibahas adalah rencana kunjungan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) bersama Menteri HAM, Natalius Pigai, ke Gedung Serbaguna (GSG) Arcamanik untuk membuka forum dialog keberagaman. Namun, rencana ini sempat mendapat penolakan dari sebagian kecil kelompok masyarakat.
Hasbullah menanggapi hal tersebut dengan ajakan untuk tetap memilih jalan dialog dan saling menghormati dalam menyikapi perbedaan.
Isu lain yang tak kalah penting adalah rencana pembangunan rumah ibadah ( Gereja ) untuk umat st odelia di atas lahan milik Pemprov Jawa Barat di kawasan Arcamanik. Hasbullah mengajak semua pihak untuk menyikapinya dengan kepala dingin dan sikap terbuka agar tidak menimbulkan konflik horizontal.
Dalam pertemuan tersebut, Hasbullah juga mengusulkan dukungan terhadap pencetakan buku bertema HAM yang ditulis oleh komunitas pemuda, KOPPETA HAM Jabar, berjudul:
“Membumikan HAM di Kalangan Pemuda Jawa Barat di Era KDM: Menuju Indonesia Emas.”
Buku ini awalnya akan dicetak sebanyak 100 eksemplar, dengan target mencapai 2.000 eksemplar berkat dukungan penuh dari Kang Dedi Mulyadi.
“Rekonsiliasi sosial harus dibangun sejak dini. Literasi HAM di kalangan anak muda adalah fondasi penting agar keberagaman menjadi kekuatan, bukan sumber konflik,” tambah Hasbullah.
Langkah sinergis antara KemenhamJabar dan Pemprov Jabar ini diharapkan menjadi model kolaborasi dalam membangun ruang aman bagi dialog, memperkuat nilai-nilai HAM, serta mempererat ikatan sosial di tengah keberagaman masyarakat Jawa Barat.
• Red