
Reportikaindonesia.com // Luwu Utara, Sulawesi Selatan – Kapolres Luwu Utara AKBP Nugraha Pamungkas serahkan perahu rakitan dan cek kelengkapan SAR milik polres, brimob, dinas sosial dan basarnas dalam Apel Gelar Pasukan dalam rangka Siaga Penanggulangan Bencana di Wilayah Hukum polres Lutra, Jumat (3/3/2025).
Apel diikuti personil polres, brimob dan TNI bersama anggota Basarnas, Taruna Siaga Bencana dari Dinas Sosial Luwu Utara, Satpol PP dan Pemadam Kebakaran hingga tenaga Kesehatan dan dihadiri langsung Anggota Forkopimda.
Dalam arahannya, AKBP Nugraha menjelaskan jika Apel Gelar Pasukan kesiapsiagaan bencana dilakukan untuk melihat kesiapan seluruh stakeholder utamanya Polri dalam mengantisipasi bencana alam yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Mulai dari kesiapan personil hingga sarana dan prasarana.
Dalam kesempatan tersebut perwira 2 melati itupun juga menggagas perahu rakitan yang terbuat dari drum, papan dan pipa serta rompi dan obat-obatan yang langsung diserahkan kepada Kapolsek baebunta, Malangke dan Malangke Barat yang tiap tahun menjadi langganan banjir.
“Bencana bisa datang kapan saja dan melanda siapa saja. Jadi kapanpun dimanapun kita harus siap apalagi daerah kita ini masuk dalam daerah rawan bencana terutama longsor dan banjir. jadi semuanya harus diantisipasi secara dini mulai dari peralatan sampai personil. jangan sampai kita punya alat, tapi pada saat dibutuhkan malah rusak karna tidak dirawat. yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain.” pesan Kapolres.
Berdasarkan data dari BPBD Sulawesi Selatan, kabupaten Luwu Utara merupakan 1 dari 24 kabupaten/kota di Sulsel yang masuk dalam wilayah rawan bencana. Bahkan untuk bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor cuaca ekstrem dan gempa bumi, Luwu Utara masuk dalam kelas resiko tinggi.
Sementara itu, BMKG Lutransaat dikonfirmasi juga menyebutkan jika kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah yang memiliki hujan sepanjang tahun dan pada Bulan Oktober hingga Desember diprediksi curah hujan akan mengalami peningkatan. curah hujan yang meningkat nantinya diharapkan menjadi perhatian khusus bagi warga yang bermukim di sekitar area lereng gunung dan pinggir sungai.
BMKG juga menjelaskan jika cuaca panas yang berlangsung saat ini hingga berpotensi menimbulkan bencana kebakaran, salah satunya terjadi karna adanya pergerakan matahari yang mendekati equator dimana kabupaten Luwu Utara berada sangat dengan dengan garis equator dan fenomena ini dapat terjadi dua kali dalam satu tahun di rentang waktu Maret hingga September yang mengakibatkan suhu panas meningkat khususnya di daerah yang berada dekat dalam lintasan garis equator.
(*/Red)