
Reportikaindonesia.com // Toraja Utara, Sulsel – Bupati Toraja Utara (Torut), Yohanes Bassang Kembali disorot, kali ini datang dari Diaspora Torut yang merantau ke papua, Djuli Mambaya atau akrab disapa DJM. Sorotan DJM terkait saat Bupati Torut terekam warga ‘keseleo lidah’ menyebut kata ‘Preman’ ketika membentak Massolo Pongsitanan, salah seorang warga masyarakat kelurahan sadan malimbong, Kecamatan Sadan, Kabupaten Toraja Utara.
Sikap berang Bupati Yohanis Bassang itu terjadi dalam sebuah pertemuan antara Pemerintah kabupaten toraja utara dan salah seorang warga masyarakat bernama Massolo Pongsitanan beberapa waktu yang lalu.
Prihatin dengan gaya premanisme Bupati Toraja Utara tersebut, Djuli Mambaya warga Pangli yang juga mantan kepala dinas di Papua angkat bicara saat melihat beberapa media yg mengangkat persoalan ini. Menurutnya, kita semua dipertontonkan dengan gaya premanisme dan etika pejabat publik yang sangat tidak etis.
Masyarakat Toraja, sangat menjunjung tinggi nilai dan budaya, cara dan pendekatan yang humanis sangat mampu jika digunakan untuk berkoordinasi bersama masyarakat di Objek Wisata Batu Kianak Sadan Malimbong Saat Itu, Ucap Djuli Mambaya Via Telepon Seluler, Senin (06/02/2023)
Lanjut Djuli, Sikap Bupati Yohanis Bassang dalam konteks manajemen komunikasi publik lebih menunjukkan sikap arogansi dan gaya premanisme bukan sikap sebagai seorang pemimpin yang memimpin.

Kalau Bupati Torut punya kemampuan memimpin yang kredibel, harusnya bisa memahami pola pendekatan kontekstual berbasis budaya lokal. Karakteristik masyarakat Toraja Utara umumnya, mudah dalam pendekatan kontekstual.
“Pemerintah harusnya peka dalam menyikapi situasi daerahnya, Longsoran kok tidak dibenahi?
Longsor yang menutup jalan artinya jalan tersebut tidak bisa dilewati mobil atau kendaraan roda 2,4 dan 6. Akhirnya akan berdampak terhadap mobilitas arus barang jasa dan manusia, sehingga tentu akan berdampak buruk terhadap semua pelayanan pemerintah di wilayah yang terdampak Longsor, seperti layanan kesehatan, pendidikan, sosial, infrastruktur dan lain lainan. Siapa yang rugi? Tentu masyarakat sekitar dan pemerintah sekitar,,” Beber DJM.
Jadi apa yg dikatakan oleh Anggota DPRD Torut fraksi Gerindra Bapak Marthen Bida sudah Betul, dia mengecam Pak Bupati Ombas atas tindakannya yang Mengatakan salah seorang warganya sendiri adalah Preman. Kalau Warganya Preman, lalu apa Bupatinya? Jangan- jangan Bupatinya, Embahnya Preman, Kunci DJM.
(Tim liput)