SMU “A” Plus Polman Bangun Hadharah Generasi

Reportikaindonesia.com // Polman, Sulbar – Sekolah Menengah Umum “Agama” Plus (SMU”A” Plus yang masih kental masyarakat kenal Madrasah Aliyah Negeri ( MAN) 1 Polewali Mandar merupakan lembaga satuan pendidikan bidang agama Islam untuk menampung bagi generasi pelanjut bangsa yang kelak memiliki konsep Hadharah yang berguna dan berkualitas.

Madrasah Aliyah Negeri ( MAN) Polewali Mandar berdiri tahun 1980 dan berubah menjadi SMU”A” Plus pada tahun 1990 lalu, yang merupakan salah satu lembaga formal dibawah naungan Kementerian Agama, awalnya berasal dari SP- Alauddin Ujungpandang Filial Polewali pada tahun 1968 hingga tahun 1970.

Pada tahun 1970- 1978 SP- Alauddin Ujungpandang cabang Polewali yang berkedudukan di Wonomulyo kecamatan Wonomulyo, selanjutnya dengan keluarnya SK bersama tiga (3) Menteri, yakni Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri Nomor suratnya, 34-35-36 tahun 1978 tentang perubahan struktur Pendidikan Agama pada Menteri Agama bahwa semua sekolah PGA- IAI berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri ( MAN) berijazah Aliyah Negeri dann PGA-IAI berubah menjadi MAN Polewali kemudian berubah menjadi MAN Polewali Mamasa tahun 1980.

Dalam upaya pengembangan, MAN Polewali Mandar mendirikan beberapa kelas jauh, yakni MAN kelas pisah di kelurahan Manding kecamatan Polewali. Selain itu, MAN Polman juga membimbing sekolah Filial, yakni Filial MAN Majene Kabupaten Majene dan Filial MAN Mamuju Kabupaten Mamuju. Tetapi dalam perjalanannya sesuai perkembangan, Filial MAN Majene memisahkan diri menjadi MAN Induk pada tahun 1994 kemudian menyusul Filial MAN Mamuju.
Dengan terpisahnya kedua Filial MAN tersebut, MAN Polmas berkurang disamping sekolah Filial Madrasah Aliyah Swasta ( MAS) seperti MAS DDI Perguruan Islam Campalagian berkedudukan di desa Lapeo, MAS DDI Tinambung dan MAS Sekh Hasan Yamani di Campalagian.

Tahun 1990, MAN Polmas ( sekarang Polman) kembali berubah nama menjadi Sekolah Menengah Umum “Agama” Plus dan perbedaan MAN dengan SMU”A” Plus terletak dibidang study dianjarkan ikut berubah, yakni program pilihan ilmu agama, Ilmu Biologi dan Ilmu Sosial dan pada saat berstatus MAN, program pilihan adalah Ilmu agama, Ilmu Biologi dan ilmu Sosial.

Setelah berubah menjadi SMU”A” Plus, bidang study diajarkan ikut berubah, yakni program study pilihan adalah IPA, IPS dan Bahasa,namun tidak mengikutkan bidang study agama, hanya jamnya berkurang dan berubah namanya menjadi dari MAN menjadi SMU”A” Plus tetapi tetap menggunakan nama MAN hingga sekarang.

Setelah mengalami perubahan nama, dari SP- IAIN Alauddin Ujungpandang, Filial Polewali tahun 1968-1970 menjadi MAN Polmas pada tahun 1970-1978 dan kembali berubah nama menjadi SMU”A” Plus pada tahun 1990. Kemudian MAN pindah dari Wonomulyo kecamatan Wonomulyo ke desa Bonde kecamatan Mapilli hingga sekarang, jalan trans Sulawesi.
Sejak berdirinya MAN Polewali Mandar, telah dipimpin oleh delapan tokoh pendidik sebagai kepala sekolah dengan berbeda karakter dan metode diterapkan namun satu tujuan mencerdaskan anak bangsa yang cerdas dan berakidah,

Abdul Jalil Musa
(1980-1986)

Drs.H.Ahmad Razak
( 1986-1989)

Drs.H.Muh. Zubair
( 1989-1992)

Drs.H.Alimuddin L
( 1992-2005)

Dra Hj.Ruaedah
( 2005-2011)

H.Laupa, S.Ag, M.Ag
( 2011-2012)

H.Syamsuhri Halim,
Drs,M.Pd( 2012-2014)

H.Marsuki, S.Ag,M.Pd
( 2014 – sekarang).

Kepala SMU”A” Plus Polewali Mandar, H.Marsuki, S.Ag, M.Pd ketika bincang- bincang wartawan media ini menyampaikan, kiat- kiat dalam memajukan dan menata sekolah dipimpinnya, salah satu upaya kongkrit dilakukan sehingga sekolah lebih dikenal dan Animo masyarakat meningkat tajam setiap tahun pelajaran, bahkan menjadi rujukan bagi masyarakat termasuk salah satu Kepala SMA dan guru maupun pegawai pemerintahan dan swasta agar generasinya menjadi peserta didik di sekolah ini.

Lebih jauh H.Marsuki mengatakan, salah satu metode diterapkan di sekolah di pimpinnya dalam proses belajar mengajar adalah disiplin terhadap tenaga pendidik( guru) menjadi prioritas utama, tenaga pengajar (guru), yang sedang bertugas tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum jam mengajar berakhir.

Selain itu, lanjut H.Marsuki, bagi tenaga pengajar, tidak diperkenangkan keluar tanpa izin dan tetap dipantau CCTv yang telah disiapkan.

Lebih jauh H.Marduki mengatakan, dalam menata dan membina seribu lebih peserta didik dengan menempati 33 ruangan belajar, yang diajar 78 tenaga pengajar plus kepala sekolah, dirinya didampingi empat orang wakilnya, yakni: Wakasek bidang Kurikulum, Wakasek bidang Kesiswaan, Wakasek bidang Sarana dan Prasarana serta Wakasek bidang Humas serta ditambah wali-wali kelas dan guru BP termasuk 26 pegawai, empat scurity dan selebihnya cleaning service.
Dalam menjalankan amanah, pihaknya membangun komunikasi dan komitmen seluruh stakeholder di sekolah termasuk dukungan semua pihak khususnya orang tua peserta didik.

” Tingginya kepercayaan dari masyarakat untuk menitipkan generasinya di sekolah ini, merupakan amanah dari Allah SWT sehingga perlunya dijaga amanah tersebut”, ungkap Marsuki.

Khusus peserta didik, tambah Marsuki, pihak sekolah juga telah menyiapkan sarana infrastruktur pendukung sebagai daya tarik tersendiri agar para peserta didik lebih bersemangat dan mengembangkan bakatnya seperti Merciband, alat- alat musiknya lainnya (gitar), volly ball, basket dsb.

Terkait dengan bidang akademik, perserta didik juga mumpuni dengan berbagai event diikuti dan meraih juara terbaik, seperti juara I lomba CTBI, juara II lomba Vidio Pembelajaran dan juara harapan I lomba mendongeng.
” Alumni SMU”A” Plus Polewali Mandar dari tahun ke tahun menembus masuk di Perguruan Tinggi vaforit di Indonesia seperti UGM, UI, Unhas, UNM dan mancanegara”, pungkas H.Marsuki.

(ARMOD)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *