Reportikaindonesia.com // Wajo, Sulsel – Bupati dan dan Wakil Bupati (Wabup) Wajo, Amran Mahmud-Amran, kini jelang empat tahun memimpin Bumi Lamaddukelleng. Selama itu pula, sejak pelantikan pasangan yang dikenal dengan sebutan duo Amran ini pada 15 Februari 2019 lalu, keduanya masih terhindar dari “pecah kongsi”.
Amran Mahmud maupun Amran sedari awal sejak mengemban amanah masyarakat Wajo fokus menjalankan visi dan misi sesuai janji politiknya, yakni Pemerintah Amanah Menuju Wajo Maju dan Sejahtera (Pammase).
Aman Mahmud ketika ditanyai perihal kekompakan dirinya bersama Amran dalam memimpin Wajo, menyampaikan kuncinya. Salah satunya, saling berbagi tugas.
“Kami selalu berusaha untuk saling melengkapi dan berbagi tugas serta tanggung jawab,” kata Amran Mahmud, Jumat (26/8/2022).
Ucapan kepala daerah bergelar doktor ini bukanlah isapan jempol belaka. Dalam berbagai kesempatan, Amran Mahmud dan Amran telah menunjukkan itu kepada khalayak. Agenda formal maupun nonformal, keduanya sering kali berbagi panggung. Tidak ada istilah one man show.
Contoh terdekat, pada saat rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-77 dan pelaksanaan Festival Danau Tempe (FDT) 2022. Termasuk saat rapat paripurna di DPRD, kebanyakan keduanya selalu hadir bersama.
Anwar, salah seorang warga Wajo, mengaku bangga dengan apa yang ditunjukkan kepala daerahnya selama ini. “Dari awal pemerintahan sampai hari ini, Pak Amran Mahmud dan Pak Amran, tetap kompak. Istilahnya tidak pernah baku bombe’ (musuhan),” ucap warga asal Tanasitolo ini.
Pernyataan Anwar ini berkaca apa yang terjadi di beberapa daerah. Tanpa menyebut nama dan daerah, tidak jarang ada kepala daerah dan wakil yang hubungannya retak di tengah jalan, bahkan sejak awal pemerintahannya.
Sementara Haerul, warga di Kecamatan Tempe, berujar sulit mencari kepala daerah yang tetap kompak dengan wakilnya sampai masa jabatan mereka berakhir. Namun, dirinya meyakini duo Amran masuk pengecualian. “Semoga tetap kompaklah sampai masa jabatan berakhir,” harap Erul, sapaan akrab Haerul untuk Amran Mahmud dan Amran.
Harmonisnya Amran Mahmud dan Amran dalam memimpin Wajo pun berdampak pada pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak 2015 hingga saat ini.
Lalu, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Wajo untuk 2021 yaitu 6,77 persen, lebih tinggi di atas pertumbuhan rata-rata provinsi dan nasional.
Masih menurut data BPS, Wajo pada 2020 punya jumlah penduduk miskin di 27.690 orang atau 6,95 persen. Pada 2021 turun menjadi 26.220 orang atau 6,46 persen sehingga terjadi penurunan 0,49 persen atau 1.470 orang.
Lalu, untuk angka pengangguran terbuka pada 2020 berada di angka 4,33 persen atau 9.221 orang. Kemudian, pada 2021 turun 0,01 persen atau 156 orang menjadi 4,32 persen atau 9.065 orang.
Di luar itu, hasil survei penilaian integritas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2021 menunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo mendapatkan angka 74,6 di atas rata-rata nasional, yaitu 72,4. Hal ini menunjukkan bahwa Wajo sedang bergerak maju untuk menjadi daerah yang bebas korupsi.
(*/Alfian)