Reportikaindonesia.com // Bandung, Jawa Barat – Lingkungan rumah tangga sangat besar perannya dalam mendorong kehidupan keberagaman dan inklusi di tengah masyarakat yang semakin heterogen. Rumah tangga menjadi tempat pertama dalam menyemai dan menghargai adanya perbedaan baik dari sisi suku, agama, ekonomi, budaya, pendidikan dan lainnya.
Setelah lingkungan rumah tangga selanjutnya media pendidikan di sekolah menjadi tempat yang strategis memberi pembekalan atas keberagaman dan inklusi. Sekolah Dasar menjadi bagian fundamental mempersiapkan generasi masa depan untuk menghargai prilaku yang berbeda dari berbagai anak.
Sudah saatnya berbagai kurikulum yang bersipat memberatkan dengan jam pelajaran teori yang berlebihan, kini praktek kehidupan dengan langsung menyentuh keseharian anak-anak harus menjadi kebiasaan diplikasikan langsung dalam kehidupan riel di lingkungan sekolah.
Strategi media yang paling efektif hari ini mempengaruhi perkembangan jiwa anak didik adalah melalui handphone dengan berbagai media social IG, Youtube, Tiktok. Walaupun secara pribadi, saya tidak setuju memberikan edukasi keberagaman dan inklusi melalui Hp atau media soial. Pembuatan media alat Perancangan Papan Permainan untuk Membangun Keberagaman dan inklusi pada anak sekolah dasar yang digagas Dhiya mahasiswa Itenas menjadi alternatif dalam membumikan nilai nilai keberagaman dan inklusi di lingkungan Pendidikan.
Demikian beberapa pemikiran yang disampaikan Hasbullah Fudail (Kepala Bidang HAM Kanwil Kemenkumham Jawa Barat) ketika menerima wawancara Dhiya Rizqia Amirah mahasiswi Institute Teknologi Nasional (ITENAS Bandung), sebagai bahan dalam menyusun tugas akhir berupa Skripsi dengan judul Perancangan Papan Permainan untuk Membangun Diversity and Inclusion Awareness pada Anak Sekolah Dasar, di ruang kerja Bidang HAM, Bandung, Rabu, 13/03/2024.
• Red